Eskatologis Matius Dalam Perspektif Nubuatan Hosea
DOI:
https://doi.org/10.54592/jct.v2i2.77Keywords:
Matthew, Hosea, Fulfillment, Interpretation, Jesus.Abstract
This study aims to straighten out the accusation that Matthew as the author of the Gospel of Matthew has misinterpreted Hosea 11:1 which is quoted by him in Matthew 2:15. There are scholars accusing Matthew of misinterpreting Hosea 11:1 when saying Matthew 2:15 is the fulfillment of what was prophesied by the prophet Hosea, because Hosea 11:1 is actually a historical reflection not prophecy. On the other hand, other scholars say that Matthew did not misinterpret Hosea 11:1, because this is the way the New Testament writers used the Old Testament. Where they can direct to Christ. In this study, the author uses the literature research method as a reference in describing the problems studied. The final result of this study, the author will show that Matthew did not misinterpret Hosea 11:1, because Matthew wrote this Gospel under the inspiration of the Holy Spirit, the Exodus is indeed Messianic Eschatology, and Matthew uses the Correspondence Analogy method when interpreting Hosea 11:1 so that Matthew 2:5 is a fulfillment of the prophecy of the prophet Hosea. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan meluruskan tuduhan bahwa Matius sebagai penulis Injil Matius telah salah menafsirkan Hosea 11:1 yang dikutip olehnya dalam Matius 2:15. Ada sarjana menuduh Matius telah salah menafsirkan Hosea 11:1 pada saat mengatakan Matius 2:15 merupakan penggenapan dari apa yang dinubuatkan oleh nabi Hosea, karena sebenarnya Hosea 11:1 merupakan sebuah refleksi sejarah bukan nubuatan. Sebaliknya sarjana lain mengatakan bahwa Matius tidak salah menafsirkan Hosea 11:1, karena ini merupakan cara penulis Perjanjian Baru dalam menggunakan Perjanjian Lama. Di mana mereka bisa langsung mengarahkan kepada Kristus. Dalam penelitian ini, penulis memakai metode penelitian literatur sebagai acuan dalam mendeskripsikan masalah yang dikaji. Hasil akhir dari penelitian ini, penulis menunjukkan bahwa Matius tidak salah menafsirkan Hosea 11:1, dikarenakan Matius menulis Injil ini dibawah inspirasi dari Roh Kudus. Peristiwa Keluaran memang bersifat Eskatologi Mesianik, dan Matius memakai metode Analogi korespondensi pada saat menafsirkan Hosea 11:1, sehingga Matius 2:5 merupakan penggenapan dari nubuat nabi Hosea. Kata Kunci: Matius; Hosea; Penggenapan; Penafsiran; Yesus.ÂReferences
Agus Santoso. (2007). Peran Istri Ayub dalam Pendampingan bagi Penderitaan Suaminya. Forum Biblika, 22, 33.
Agus Santoso. (2009). Bahasa Yunani Perjanjian Baru : sebuah pengantar tata bahasa Yunani Koine. Abdiel Press.
Agus Santoso. (2014). Satu Iota Tak Akan Ditiadakan: Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama. Cipanas Press.
Bartholomeus Diaz N. (2015). Interpretasi: Dunia Mempertanyakan Apakah Alkitab Benar diIlhamkan Allah? Jurnal Koinonia, 9(1), 13–21.
Brandon D. Crowe. (2013). Fulfillment in Matthew as Eschatological Reversal. Westminster Theological Journal, 75, 112.
Craig S. Keener. (2009). The Gospel of Matthew: A Socio-Rhetorical Commentary. Eerdmans.
Crowe, B. D. (2013). FULFILLMENT IN MATTHEW AS ESCHATOLOGICAL REVERSAL. WESTMINSTER THEOLOGICAL JOURNAL, 75(1), 111–127.
D. E. Aune. (1992). Early Christian Eschatology. In D.N. Freeman (Ed.), The Anchor Bible Dictionary (p. 597). Doubleday.
D. M. Beegle. (1973). Scripture, Tradition, and lnfallibility. Eerdmans.
Daniel Lucas Lukito. (2008). Pengantar Teologia Kristen I. kalam hidup.
Dietrich Ritschl. (1961). God’s Conversion. Interpretation, 15, 297.
Djoko Sukono. (2019). Alkitab: Penyataan Allah Yang Diilhamkan. PASCA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 15(1), 28–34.
Franz Delitzsch. (1971). Biblical Commentary on the Old Testament. The Twelve Minor Prophets. Wm. B. Eerdmans Publishing Company.
G.K. Beale. (2012). The Use of Hosea 11:1 In Mattew 2:15: One More Time. Journal of The Evangelical Theological Society, 55(4), 697–715.
Haposan Silalahi. (2019). Merekonstruksi Konteks Sosial Komunitas Injil Matius. Te Deum, 8(2), 199–222.
Howard, T. L. (1986). The use of Hosea 11:1 in Matthew 2:15: an alternative solution. Bibliotheca Sacra, 143(572), 314–328.
J. Barton Payne. (1962). The Theology of the Older Testament. Zondervan Publishing House.
J.J.de Heer. (2008). Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22. BPK Gunung Mulia.
Jack Dean kingsbury. (2004). Injil Matius sebagai Cerita. BPK Gunung Mulia.
Jerome. (2008). The Fathers of the Church vol 117. The Catholic University of America Presss.
John H. Sailhamer. (2001). Hosea 11:1 and Matthew 2:15. Westminster Theological Journal, 63, 91.
Louis A. Barbieri, J. (1983). Matthew. In John F Walvoord and Roy B. Zuck (Ed.), The Bible Knowledge Commentary: New Testament (p. Matius 2:22-23). Victor Books.
Luhut P. Lumban Gaol. (2021). Gomer sebagai Gambaran Orang Israel dalam Kitab Hosea 1:2-9. Logon Zoes, 4(1), 47.
M. Eugene Boring. (1995). The Gospel of Matthew. In The New Interpreter’s Bible: Matthew - Mark Volume 8 (p. 153). Abingdon.
O. Lamar Cope. (1989). To the Close of the Age’: The Role of Apocalyptic Thought in the Gospel of Matthew. In Apocalyptic in the New Testament: Essays in Honor of J. Louis Martyn (p. 117). Sheffield Academic Press.
Peter Dominy. (n.d.). Melihat Ke Dalam Perjanjian Baru. kalam hidup.
Peter Enns. (2000). Biblical Interpretation, Jewish. In E. dan S. E. C. A. Porter (Ed.), Dictionary of New Testament Background (p. 164). Intervarsity Press.
Peter Enns. (2015). Inspiration and Incarnation: Evangelicals and the Problem of the Old Testament. Baker Academic.
Stevri Indra Lumintang. (2010). Keunikan Theologia Kristen di Tengah Kepalsuan. Departemen Multi-Media YPPII.
T.O.D. Johnson. (2006). A Layman’s Commentary on Matthew. the Creative Commons Attribution.
Timotius, Sutrisno, dan B. K. P. (2022). Dialog Sosial sebagai Salah Satu Model Misi dalam Masyarakat Majemuk. Sanctum Domine: Jurnal Teologi, 11(2), 101–116. https://doi.org/10.46495/sdjt.v9i1.57
Veri, E., Sahari, G., & Selan, Y. (2021). Bukti Keilahian Yesus Kristus Berdasarkan Filipi 2:6 Sebuah Jawaban Teologis Terhadap Kristologi Ebionisme, Arianisme Dan Saksi Yehuwa. Jurnal Luxnos, 7(2), 264–277. https://doi.org/10.47304/jl.v7i2.159
W.D. Davies. (1966). The Setting of the Sermon on the Mount.
Willmington. (1997). Eskatologi. Gandum Mas.
Wiyono, G. (2021). Eksposisi Injil Matius. Edu Publisher.
Yohanes Enci Patandean. (2018). Pengajaran Tuhan Yesus Mengenai Berbahagia dalam Matius 5:3-12. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 2(2), 115–134.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Jurnal CHARISTHEO di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.